Profil Desa Kalibombong

Ketahui informasi secara rinci Desa Kalibombong mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kalibombong

Tentang Kami

Profil lengkap Desa Kalibombong, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara. Jelajahi potensi pertanian kopi dan peternakan terintegrasi, kondisi geografis dataran tinggi, tantangan infrastruktur, serta upaya pembangunan sosial ekonomi masyarakatnya yang tangguh.

  • Pusat Pertanian Terpadu

    Desa Kalibombong merupakan salah satu sentra pengembangan komoditas kopi dan peternakan kambing/domba melalui program UPLAND, menunjukkan potensi besar dalam sistem pertanian terintegrasi.

  • Konektivitas sebagai Tantangan dan Prioritas

    Kondisi geografis perbukitan dengan akses vital yang rawan bencana, seperti ambruknya jembatan utama pada awal 2025, menjadikan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur sebagai kunci pertumbuhan desa.

  • Daya Tahan Komunitas

    Masyarakat Desa Kalibombong menunjukkan resiliensi tinggi dalam menghadapi tantangan alam dan ekonomi, dengan semangat gotong royong dan partisipasi aktif dalam program-program pemberdayaan.

Pasang Disini

Terletak di antara perbukitan sejuk di bagian utara Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Desa Kalibombong di Kecamatan Kalibening hadir sebagai representasi wilayah agraris dengan potensi besar dan tantangan yang tak ringan. Jauh dari hiruk pikuk pusat kabupaten, desa ini menyimpan denyut nadi perekonomian yang bertumpu pada kesuburan tanahnya, terutama di sektor pertanian kopi dan peternakan. Dengan topografi yang menantang sekaligus menjanjikan, Desa Kalibombong menjadi kanvas bagi potret pembangunan pedesaan yang terus bergerak dinamis, didorong oleh semangat warganya dan dukungan program strategis.Kawasan ini merupakan salah satu dari 16 desa di Kecamatan Kalibening yang berada di ketinggian, menjadikannya lokasi ideal untuk pengembangan komoditas tertentu. Namun posisi geografisnya juga membawa konsekuensi pada aksesibilitas dan risiko kebencanaan. Peristiwa terkini, seperti rusaknya infrastruktur vital akibat faktor alam, menjadi pengingat akan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dan tangguh. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek Desa Kalibombong, mulai dari kondisi geografis dan demografi, potensi ekonomi, hingga tantangan dan arah pembangunan di masa depan, berdasarkan data teraktual dan fakta di lapangan per pertengahan tahun 2025.

Kondisi Geografis dan Demografi

Secara administratif, Desa Kalibombong merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara. Letaknya berada sekitar 48 kilometer di sebelah utara dari pusat pemerintahan Kabupaten Banjarnegara. Wilayah desa ini didominasi oleh kontur tanah perbukitan khas dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata di atas 1.000 meter di atas permukaan laut, dengan suhu udara yang sejuk berkisar antara 15°C hingga 26°C.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara, Desa Kalibombong memiliki luas wilayah sekitar 7,51 kilometer persegi. Dengan luas tersebut, desa ini menampung jumlah penduduk yang tercatat sebanyak 4.479 jiwa menurut data statistik sektoral terakhir. Dari data tersebut, dapat dihitung kepadatan penduduk Desa Kalibombong mencapai sekitar 596 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah pedesaan di area perbukitan.Batas-batas wilayah Desa Kalibombong yakni sebagai berikut:

  • Sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa Majatengah.

  • Sebelah timur berbatasan dengan wilayah kecamatan lain.

  • Sebelah selatan berbatasan dengan desa lain di lingkup Kecamatan Kalibening.

  • Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pandanarum.

Lokasi yang strategis di jalur penghubung antar kecamatan, khususnya sebagai akses alternatif menuju Kecamatan Karangkobar, menjadikan posisi Kalibombong cukup vital. Namun, kondisi ini pula yang menempatkannya dalam posisi rentan ketika terjadi gangguan infrastruktur, seperti yang terjadi pada awal Maret 2025 ketika jembatan utama yang melintasi Sungai Kalibombong ambruk diterjang banjir, memutus sementara akses tercepat antar wilayah.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Roda pemerintahan di Desa Kalibombong dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, yang bertanggung jawab atas administrasi kependudukan, perencanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah desa menjadi garda terdepan dalam mengimplementasikan kebijakan dari pemerintah pusat dan daerah, termasuk pengelolaan Dana Desa yang menjadi salah satu instrumen utama pembangunan.Fokus utama pemerintah desa saat ini ialah pada peningkatan infrastruktur dasar dan pemberdayaan ekonomi. Perencanaan pembangunan dilakukan melalui musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan perempuan, hingga pemuda. Partisipasi publik ini diharapkan dapat menghasilkan program-program yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan riil warga.Salah satu fungsi krusial pemerintah desa yakni sebagai fasilitator antara masyarakat dengan program-program dari luar, seperti yang terlihat dalam keterlibatan desa pada program Upland Project. Dalam hal ini, pemerintah desa bekerja sama dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan kelompok tani untuk memastikan program berjalan efektif dan tepat sasaran. Selain itu, penanganan dampak bencana juga menjadi bagian tak terpisahkan dari tugas pemerintah desa, berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara untuk melakukan pendataan dan penanganan darurat saat terjadi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Jantung Perekonomian: Sektor Pertanian dan Peternakan Terpadu

Perekonomian Desa Kalibombong sangat bergantung pada sektor pertanian. Lahan yang subur di dataran tinggi menjadi modal utama bagi penduduk yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Komoditas yang menjadi unggulan dan fokus pengembangan di desa ini yaitu kopi dan peternakan kambing atau domba. Potensi ini mendapatkan perhatian serius melalui program Development of Integrated Farming System in Upland Areas (UPLAND) yang merupakan kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan lembaga pendanaan internasional.Desa Kalibombong, bersama beberapa desa lain di Kecamatan Kalibening, menjadi lokasi proyek UPLAND. Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan budidaya kopi dengan peternakan. Menurut keterangan dari Koordinator BPP Kalibening, Heri Misanto, dalam beberapa kesempatan, kelompok tani di Kalibombong, seperti Poktan Tani Mulya 1 dan Tani Mulya 2, menjadi peserta aktif program ini. Mereka mendapatkan bantuan teknis, perbaikan akses jalan usaha tani, hingga bantuan ternak. Integrasi ini menciptakan sebuah siklus yang saling menguntungkan: kotoran ternak diolah menjadi pupuk organik untuk tanaman kopi, sementara limbah dari tanaman kopi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.Sistem ini tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan tetapi juga memberikan sumber pendapatan ganda bagi para petani. Kehadiran program UPLAND terbukti memberikan dampak signifikan, terutama dalam perbaikan infrastruktur jalan pertanian yang sebelumnya sulit diakses. Akses yang lebih baik ini berhasil menekan biaya produksi dan berpotensi meningkatkan nilai jual komoditas kopi dari Kalibombong. Kopi yang dikembangkan umumnya berjenis arabika, yang cocok dengan iklim dan ketinggian wilayah tersebut.Selain kopi, sektor pertanian padi di beberapa area yang lebih landai juga memberikan kontribusi, meskipun tidak sebesar kopi. Komoditas palawija lainnya juga ditanam oleh warga untuk memenuhi kebutuhan subsisten maupun untuk dijual di pasar lokal.

Infrastruktur, Aksesibilitas, dan Tantangan Pembangunan

Infrastruktur merupakan salah satu tantangan terbesar sekaligus prioritas utama bagi Desa Kalibombong. Kondisi topografi yang berbukit membuat pembangunan dan pemeliharaan jalan serta jembatan memerlukan biaya dan usaha yang tidak sedikit. Aksesibilitas menjadi kunci untuk membuka isolasi wilayah, memperlancar distribusi hasil bumi, dan meningkatkan kualitas hidup warga.Peristiwa ambruknya jembatan di atas Sungai Kalibombong pada 6 Maret 2025 menjadi bukti nyata kerentanan infrastruktur di wilayah ini. Jembatan tersebut merupakan jalur vital yang menghubungkan Kecamatan Kalibening dengan Kecamatan Karangkobar secara lebih cepat. Putusnya jembatan tersebut memaksa warga untuk menggunakan jalur memutar yang lebih jauh, yang secara langsung berdampak pada peningkatan biaya transportasi dan waktu tempuh. Kejadian ini, yang dipicu oleh hujan deras dan luapan air sungai, menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur yang adaptif terhadap risiko bencana. Pasca kejadian, warga sempat bergotong royong membuat akses darurat menggunakan bambu sebelum penanganan permanen dilakukan oleh pihak berwenang.Di luar infrastruktur konektivitas, fasilitas dasar lainnya seperti pendidikan dan kesehatan juga terus diupayakan peningkatannya. Di Desa Kalibombong terdapat fasilitas pendidikan tingkat dasar (SD) untuk memastikan anak-anak usia sekolah mendapatkan akses pendidikan. Untuk layanan kesehatan, warga mengandalkan Pusat Kesehatan Desa (PKD) atau Polindes serta Posyandu yang beroperasi secara berkala. Untuk penanganan medis yang lebih serius, warga harus merujuk ke Puskesmas Kecamatan Kalibening yang jaraknya beberapa kilometer dari pusat permukiman desa.

Arah Pembangunan dan Harapan Masa Depan

Menghadapi tantangan yang ada, Desa Kalibombong memiliki arah pembangunan yang jelas dan terfokus. Prioritas jangka pendek dan menengah tertuju pada beberapa aspek krusial. Pertama, rekonstruksi dan penguatan infrastruktur, terutama jembatan dan jalan yang rusak, menjadi agenda utama untuk memulihkan konektivitas dan menjamin kelancaran aktivitas ekonomi. Pembangunan ini perlu disertai dengan kajian risiko bencana agar infrastruktur baru lebih tahan terhadap ancaman hidrometeorologi.Kedua, penguatan sektor ekonomi unggulan melalui keberlanjutan program pertanian terpadu. Keberhasilan awal program UPLAND perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kapasitas petani dalam hal pengolahan pascapanen dan pemasaran. Menciptakan produk turunan dari kopi, seperti kopi bubuk kemasan dengan merek lokal, dapat memberikan nilai tambah yang signifikan. Pembentukan dan penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bisa menjadi motor penggerak untuk inisiatif ini, membantu petani dalam mengakses pasar yang lebih luas dan mendapatkan harga yang lebih baik.Ketiga, pengembangan sumber daya manusia. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta layanan kesehatan menjadi fondasi untuk menciptakan generasi yang lebih maju dan sehat. Di samping itu, pelatihan keterampilan bagi pemuda dan perempuan di bidang ekonomi kreatif atau agrowisata dapat membuka peluang kerja baru di luar sektor pertanian tradisional.Desa Kalibombong, dengan segala potensi dan tantangannya, mencerminkan wajah desa di dataran tinggi Indonesia yang tangguh. Semangat gotong royong warganya, dipadukan dengan intervensi program yang tepat sasaran dari pemerintah, menjadi modal sosial yang kuat. Dengan tata kelola yang baik dan perencanaan yang matang, Desa Kalibombong berpeluang besar untuk terus tumbuh menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya tahan.